Dian, Seorang guru SD honorer di salah satu sekolah di banyuwangi. dengan hanya gaji Rp. 180.000 tiap bulan menjadi guru honorer, Dian harus rela menjadi pencuci piring di sebuah warung selepas pulang dari pengabdiannya di sekolah dasar untuk bisa mencukupi kehidupan keluarga. Saya penulis yang tertarik untuk mengupas lebih lanjut dari potret kehidupan dian mencoba untuk bertanya lebih dalam dari kisah pribadinya, menurut tuturan dian, pernah terlintas dalam pikirannya untuk keluar dan mencari pekerjaan lain untuk bisa mencukupi kebutuhannya, namun banyak wali murid yang menahan agar tetap terus bertahan. Atas dasar untuk pendidikan akhirnya ia pun rela bertahan
sebagai guru TK sekaligus pencuci piring. "
Sebuah ulasan diatas adalah potret gambaran kehidupan salah seorang guru honorer yang rela berjuang demi mencerdaskan generasi bangsa. sedikit kisah tentang Guruku Pahlawanku. Dian adalah salah satu dari sekian ratus bahkan mungkin ribuan dari nasib guru di nusantara ini. Tanpa Kehadiran sosok guru kita semua tak kan mungkin bisa menjadi seperti sekarang ini. Namun bentuk perjuangan Dian ataupun guru lain yang senasib dengan dian, menjadi sangat tercoreng dengan banyaknya guru yang berbuat a moral yang akhir-akhir ini semakin marah terjadi. Banyaknya guru yang memberikan contoh negatif, membuat pandangan masyarakat tentang bobroknya kualitas guru sekarang ini.
Jika Beberapa waktu kemarin kita melihat banyaknya demo guru menuntut kenaikan gaji yang akhirnya menuai banyak kecaman dari masyarakat awam tentang apa yang dilakukan guru. dari situ saya mencoba mencari informasi ke beberapa sumber. kesimpulannya adalah kita sebagai masyarakat kita bisa menganggap apa yang dilakukan guru demo tersebut adalah salah. Guru dihadapkan dengan kondisi buah simalakama, dalam satu sisi guru seperti potret Dian, memerlukan kejelasan tentang kelayakan gaji untuk mencukupi kebutuhan, karena guru juga manusia biasa yang memiliki kebutuhan. disisi lain tindakan guru demo ataupun tindakan pidana yang banyak terjadi. membuat guru semakin disalahkan, karena tidak bisa memberikan contoh yang baik bagi anak didik.
Sebuah wacana tentang Guru
Sebuah perubahan pola pikir dari tuntutan perubahan
jika dulu kita mengenal guru sebagai sesosok oemar bakri yang dengan setulus hati mengabdi untuk negara sehingga guru mendapat julukan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. dalam Seharusnya julukan itu bisa menjadi control dari apa yang akan dilakukan guru. namun kita juga sebagai masyarakat harus bisa mengerti bahwa guru hanyalah sebuah profesi, terlepas dari itu mereka hanya manusia biasa seperti kita, yang mempunyai kebutuhan yang sama seperti kita juga. tidak harus kita memandang dari sisi negatif saja tentang kelakukan beberapa guru. padahal dari sisi positif, guru tetap menjadu pahlawan, karena tanpa peran mereka semua kita tidak akan menjadi seseorang yang berilmu seperti sekarang ini.
Guruku Tetap menjadi pahlawanku. Guruku adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang rela melakukan apapun demi mencerdaskan generasi muda, meskipun dalam beberapa kondisi cara yang mereka lakukan terkadang salah, tapi itulah Guruku Pahlawanku tetaplah Manusia biasa.
Akhir dari sedikit tulisan ini adalah semoga Guru-guru diseluruh indonesia mendapatkan kesejahteraan dari pemerintah, sehingga Guru bisa menjadi tenaga ajar yang benar-benar sesuai peran mereka, tidak perlu memikirkan demo dan lain-lain. dan semoga dari tulisan ini saya bisa menjadi salah satu pemenang dalam Lomba Blog Gerakan Indonesia Berkibar "Guruku Pahlawanku"
Periode Lomba: 10 September – 12 November 2012.
Periode Lomba: 10 September – 12 November 2012.